

Sedangkan di khotbah simposium kedua yang dilaksanakan siang hari, tema yang diambil yakni ”Buwangen Dosa sing Gampang Dadi Jiret”. Khotbah simposium pertama di pagi hari bertema ”Patang wulangan bab Yehuwah sing Nguwatke Iman”.įerry Purba, pembicara dari Sidang Kristen Klaten, mengawali khotbah ini dengan mengatakan, empat bab yang dibahas adalah mengenai Yehuwa sebagai Tameng, Bapak, Gunung Parang dan Pangon. Dua di antaranya merupakan khotbah symposium yang disampaikan tujuh pembicara. Selama kebaktian bertema ”Kuwatna Imanmu marang Yehuwah” tersebut berlangsung, tujuh khotbah disampikan para pembicara. Di antaranya dari Semarang, Solo, Pacitan, Malang dan Surabaya, dan sejumlah kota lain di Jateng. Kebaktian berbahasa Jawa yang berlangsung sehari penuh di hall Hotel Kusuma Kartikasari Solo itu, dihadiri umat Kristen Saksi Yehuwa dari wilayah Jawa 02. Karena saya tidak terima dituduh teroris,” katanya.ĭia menyampaikan itu, di hadapan hampir seribu hadirin Kebaktian Wilayah Umat Kristen Saksi-saksi Yehuwa, Minggu (22/1). ”Saya disuruh berdiri di depan kelas lalu dimarahi guru. Guru yang tidak senang bahkan berpesan kepada teman-teman Icha, bahwa mereka harus hati-hati karena bisa jadi apa yang disampaikan Icha berasal dari teroris. Ketika dia memberikan beberapa majalah kepada teman, guru ataupun perpustakaan.īeberapa teman dan guru itu ada yang senang tetapi ada juga yang tidak senang.

Garagaranya, dia tidak mengikuti salah satu acara yang diselenggarakan di sekolah, yang menurut dia, tidak sesuai dengan hati nurani dan tisak sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

Para pem-bully adalah teman-teman serta beberapa guru di sekolahnya. Ketika itu, usianya masih sekitar 12 tahun. ICHA(15) pernah dirundung ketika masih duduk di bangku sekolah dasar.
